Yuk, Ketahui Tantangan Mendasar Umat Islam Saat Ini

Resume Buku Liberalisasi Pemikiran Islam

Judul Buku                  : Liberalisasi Pemikiran Islam
  (Gerakan Bersama Missionaris, Orientalis dan Kolonial)
Penulis                         : Dr. Hamid Fahmy Zarkasyi, M.A., M.Phil.
Penerbit                       : Center for Islamic and Occidental Studies CIOS ISID Gontor
Jumlah Halaman          : 123
Tahun Terbit                : Agustus 2008

Pendahuluan
Tantangan mendasar yang dihadapi umat Islam dewasa ini sebenarnya berupa ekonomi, politik, social dan budaya, tapi tantangan pemikiran. Sebab persoalan yang timbul dalam bidang-bidang tersebut serta bidang-bidang terkait lainnya, jika dilacak, ternyata bersumber pada persoalan pemikiran. Tantangan pemikiran itu bersifat internal dan eksternal sekaligus. Tantangan internal telah lama kita sadari yaitu kejumudan, fanatisme, taqlid, bidah khurafat. Sedangkan tantangan eksternalnya adalah masuknya paham, konsep, sistim dan cara pandang asing seperti liberalism, sekulerisme, pluralisme agama, relativisme, feminism & gender dan lain sebagainya kedalam wacana pemikiran keagamaan Islam. Dan sebagai akibat tantangan eksternal adalah bercampurnya konsep-konsep asing kedalam pemikiran dan kehidupan umat Islam, sehingga kerancuan berfikir dan kebingungan intelektual tidak dapat dielakkan. Mereka yang terhegemoni oleh framework yang tidak sejalan dengan Islam ini, misalnya, akan melihat Islam dengan kaca mata sekuler, liberal dan relativistic.
Dalam buku ini penulis memaparkan hakekat perdaban Barat seperti itu pembaca akan lebih mudah memahami mengapa liberalisme yang dihasilkan Barat itu menjadi tantangan bagi dunia Islam. Tantangan itu akan lebih gamblang lagi jika dikaitkan dengan misi missionaris, orientalis dan kolonialis, khususnya pasca 11 september dalam meliberalisasikan pemikiran umat Islam.
Hakekat Peradaban Barat
Sejarahmya, Perdaban Barat adalah adalah peradaban yang dikembangkan oleh bangsa-bangsa Eropah dari peradaban Yunani kuno yang di kawinkan dengan peradaban Romawi, dan di sesuaikan dengan elemen-elemen kebudayaan bangsa Eropa terutamanya Jerman, Inggeris dan Prancis. Prinsip-prinsip mengenai hokum dan ketatanegaraan diambil dari Romawi. Sementara agama Kristen yang berasal dari Asia Barat disesuaikan dengan budaya Barat. Identitas peradaban Barat dapat dilihat dari dua periode penting didalamnya yaitu modernism dan postmodernisme.
1.      Barat Moden
Barat Modern adalah periode sejarah dalam peradaban Barat yang persisnya terjadi saat kebangkitan masyarakat Barat dari abad kegelapan kepada periode pencerahan, abad industry dan abad ilmu pengetahuan.
2.      Barat Postmodern
Postmodernisme adalah gerakan pemikiran yang lahir sebagai protes terhadap modernism ataupun sebagai kelanjutannya. Sebab postmodernisme sedikit banyak masih berpijak pada modernisme yang didominasi oleh paham atau pemikiran liberalism, pluralism, nihilism, relativisme, persamaan (equality), dan umumnya anti wordview. John Lock, salah seorang filosof Barat modern menegaskan bahwa liberalism rasionalisme, kebebasan, dan persamaan (pluralisme) adalah inti modernism.
Barat dan Islam
Zaman modern dan postmodern tidak terdapat dalam sejarah intelektual dan peradabann Islam. Pandangan Barat seperti sekulerisme, rasionalisme, empirisme, deskralisasi, pragmatism, pluralisme, persamaan dan lain sebagainya juga tidak terdapat dalam tradisi intelektual Islam, bahkan paham-paham itu jika dikaji secara teliti bertentangan dengan Islam. Pandangan hidup Islam yang bersumberkan pada wahyu hadith, akal, pengalaman dan ituisi itu memiliki pendekatan yang tidak dikhotomis tapi tawhidi. Jika makna realitas dan kebenaran hanya merujuk kepada bukti empiris  maka dalam Islam merujuk dan berdasarkan pada keduanya yaitukajian empiris dan metafisis. Jika Islam adalah peradaban yang lahir, tumbuh dan berkembang berdasarkan agama yang dibimbing oleh wahyu, maka peradaban Barat tidak terbentuk dari agama, agama hanya diletakkan sebagai sala satu elemen peradaba.
Jadi agama adalah salah satu elemen dari identitas peradaban Barat, namun yang paling dominan adalah sistim demokrasi, ekonomi, social dan pemikiran keagamaan yang liberal. Artinya, Barat secara keseluruhannya kini tengah menganut suatu sistim kehidupan yang disebut liberalisme.
Makna dan Sejarah Liberalisme
Kata-kata liberal diambil dari Bahasa Latin liber artinya bebas dan bukan budak atau suatu keadaan dimanan seseorang itu bebas dari kepemilikan orang lain. Makna bebas kemudian menjadi sebuah sikap kelas masyarakat terpelajar di Barat yang membuka pintu kebebasan berfikir (The old Liberalism). Dari makan kebebasan berfikir inilah kata liberal berkembang sehingga mempunyai berbagai makna.
Secara politis liberalism adalah ideology politik yang berpusat pada individu, dianggap sebagai memiliki hak dalam pemerintahan, termasuk persamaan hak dihormati, hak berekspresi dan bertindak serta bebas dari ikatan-ikatan agama dan ideology. Dalam konteks social liberalism diartikan sebagai adalah sesuatu etika social yang membela kebebasan (Liberty) dan persamaan (equality) secara umum. Menurut Alonzo L. Hamby, PhD, Profesorsejarah  di Universitas Ohio, liberalism adalah paham ekonomi dan politik yang menekankan kepada kebebasan (freedom), persamaan (equality), dan kesempatan (opportunity).
1.      Liberalisme Ekonomi dan Politik.
Di bidang ekonomi liberalism berkembang melalui kebijakan  laissez faire seorang ekonom Scotties, Adam Smith, di dalam bukunya, The Wealth of Nations (1776). Di kemudian hari, gagasan-gagasan ekonomi Adam Smith ini dijadikan dasar untuk membangun system ekonomi kapitalis yang menawarkan liberalisasi kegiatan ekonomi bagi setiap orang. Kebijakan ini akhirnya membatasi Negara untuk campur tangan dalam kegiatan ekonomi rakyat.
2.      Liberalisme Keagamaan
Pada tahun 1789 terjadi Revolusi Perancis yang didalamnya terdapat kebebasan mutlak dalam pemikiran, agama, etika, kepercayaan, berbicara, pers dan politik. Prinsip-prinsip Revolusi Perancis itu akhirnya dianggap sebagai Magna Charta Liberalisme. Konsekuensinya adalah penghapusan Hak-hak Tuhan dan segala otoritas yang diperoleh dari Tuhan; penyingkiran agama dari kehidupan public dan menjadinya bersifat individual. Selain itu agam Kristen dan gereja harus dihindarkan agar tidak menjadi lembaga hokum ataupun social. Ciri liberalism pemikiran dan keagamaan yang paling menonjol adalah pengingkaran terhadap semua otoritas yang sesungguhnya, sebab otoritas dalam pandangan liberal menunjukkan adanya kekuatan diluar dan diatas manusia yang mengikatnya seccara moral. Ini sejalan degandoktrinnihilisme yang merupakan ciri khas pandangan hidup Barat postmodern  yang telah disebut diatas.
Islam dan Tantanga Liberalisme
Karena liberalism merupakan system, pandangan hidup atau ideology Barat maka Islam bagi Barat merupakan tantangan bagi liberalism. Francis Fukuyama dalam bukunya itu jelas-jelas mensejajarkan Islam dengan ideology Liberalisme dan Komunisme, meskipun Islam ia anggap memiliki nilai moralitas dna doktrin=doktrin politik dan keadilan sosialnya sendiri, menurutnya karena ajaran Islam bersifat universal, maka ia pernah menjadi tantangan bagi demokrasi liberal dan  praktek-praktek liberal.
Untuk penyebaran konsep-konsep, nilai, kultur dan sistim, Barat menggunakan berbagai kendaraan. Westernisasi dan Globalisasi digunakan sebagai kendaraan untuk menyebarkan budaya, paham-paham dan ideology Barat, orientalisme dimanfaatkna untuk membaca pemikiran Islam dari kaca mata Barat sehingga melahirkan makna Islam yang berbeda dari pemahaman umat Islam sendiri. Missionarisme dipakai untuk memperluas penerimaan kultur dan kepercayaan Barat, dan terakhir Konolialisme yang merupakan kekutan strategis untuk penaklukan dunia Islam yang memanfaatkan orientalisme dan missionarisme untuk tujuan-tujuan politik dan ekonomi.
Agen-agen Liberalisasi
1.      Missionaris
Ketika barat masuk kenegara-negara Islam ia membawa serta misi agam, politk ekonomi dan kebudayaan. Namun tidak banyak yang melihat bahwa barat itu sendiri telah membawa seperangkat doktrin pemikiran yang berdasarkan pandagan Hidup mereka. Hal ini dapat dicermati dari fakta sejarah bahwa gerakan kolonialisme selalu disertai atau bahkan didahului oleh kegiatan missionaris Kristen yang berkaitan dengan orientalisme. Oleh sebab itu aktifitas missionaris terbagi menjadi dua pertama destruksi pemikiran dan kedua proses konversi.
2.      Orientalis
Mengapa Barat tertarik mengkaji Timur dan Islam, mempunyai latar belakang sejarh panjang yang komplek, dan sekurang-kurangnya terdapat terdapat dua motif utama:
Pertama, adalah motif keagamaan barat yang disatu sisi mewakili Kristen memandang Islamsebagai Agama yang sejak awal menntang doktrin-doktrinnya, Islam yang misinya menyempurnakan millah sebelumnya tentu banyak melontarkan koreksi terhadap agam itu.
Kedua, adalah motif politik. Islam bagi barat adalah peradaban yang dimasa lalu telah tersebar dan meguasai peradaban Dunia dengan begitu cepat. Barat sebgai peradaban yang baru bangkit dari kegelapan melihat Islam sebagai ancaman besar dan langsung bagi kekuasaan politik dan agama mereka.
Dari keseluruhah gerakan orientalisme tersebut dalam berbagai bentuknya dari awal hingga akhir ini. Edward Sai menyimpulkan dalam 3 point yaitu:
1)      Bahwa orientalisme itu lebih merupakan gambaran tentang pengalaman manusia Barat ketimbang tentnag manusia Timur (orien)
2)      Bahwa orientalisme itu telah menghasilkan gambaran yang salah tentang kebudayaan Arab dan Islam.
3)      Bahwa meskipunkajian orientalis  Nampak obyektif dan tanpa interes (kepentingan), namun ia berfungsi untuk tujuan politk.
3.      Kolonialisme
Untuk membuktika adanya serangan yang berbentuk politik atau memakai kendaraan politk, berikut ini dipaparkan strategi bagaimana menghadapi Islam yang tertuang dalam buku tersebut. Laporan itu membagi ummat Islam menjadi 4 kelompok dan memberi masukan bagaimana seharusnya sikap pemerintash Amerika terhadapa kelompok-kelompok dalam diri umat Islam tersebut:
a)      Fundamentalis, yaitu kelompok yang menolak nilai-nilai demokrasi, dan kultur Barat kontemporer
b)      Traditionalis, yaitu kelompok yang menginginkan Masyarakt Konservatif, curiga terhadap modernitas, innovasi dan perubahan.
c)      Modernis, yaitu kelompok yang menginginkan agar dunia Islam menjadi bagian dari modernitas global.
d)     Sekularis, yaitu kelompok yang menginginkan dunia Islam menerima pemisahan gereja dan negara, sebagaimana yang  terjadi pada demokrasi industry Barat, dimana agama diposisikan sebagai urusan pribadi.
Liberalisasi di Indonesia
Sasaran-sasarn Cheryl Bernard baik taktis maupun strategi dilaksanakan dengan baik oleh Amerika Serikat melalui kebijakan bantuan luar negrinya. Target bantuan itu tidak lain adalah untuk merobah cara berfikir dan keyakinan umat islam dan untuk mediumnya adalah Pendidikan. Amaka dari itu, Donald Rumsfeld terang-terangan menyatakan bahwa Amerika serikat perlu menciptakan lembaga donor untuk mengubah kurikulum pendidikan Islam yang radikal menjadi moderat. Lembaga pendidikan Islam bisa lebih cepat menumbuhkan teroris baru. Lebih cepat dibandigkan kemapuan AS untuk menangkap atau membunuh mereka. Istilah moderat digunaka untuk leboh melunakkan istilah liberal, meskipun moderat itu pada kenyataanya adalah liberal. Namun sebaliknya dengan Bahasa ekstrim digunakanlah istilah “pendidikan Islam yang Radikal” yang kenyataannya tidak ada. Jika demikian maka kurikuulum yang akan dirubah itu adalah semua kurikulum disemua jenjang pendidikan Islam,
Penerapan Liberalisasi Pemikiran
  1.  Penyebaran Doktrin Relativisme
  2.  Melakukan Kritik Terhadap al-Qur’an
  3.  Penyebaran Pluralisme Agama
  4. Mendekonstruksi Syariah
  5. Penyebaran Faham Feminisme dan Gender

0 komentar:

Post a Comment

Bagaimana menurut Anda? Senang sekali jika Anda mau berbagi pendapat dengan saya disini. :)

My Instagram